SESAR LEMBANG YANG PERLU DIWASPADAI

Tunas Lima Warna

"Layanan paripurna dan hasil terbaik adalah modal utama kami"

SESAR LEMBANG YANG PERLU DIWASPADAI

Sumber : BMKG

Sebelum kita membahas Sesar Lembang, mari kita mengenal apa itu sesar. Sesar (fault) merupakan retakan retakan di kerak bumi yang mengalami pergerakan. Berdasarkan jenisnya sesar dibagi kedalam 3 jenis, yaitu : sesar normal (normal fault), sesar naik (reverse fault) dan sesar geser mendatar (strike slip fault). Sesar dinyatakan aktif apabila terdapat pergerakan dalam kurun waktu 10.000 tahun.

Lalu apakah Sesar Lembang merupakan sesar aktif?

Menurut Mudrik Rahmawan Daryono, peneliti di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Sesar Lembang termasuk ke dalam kategori sesar aktif. Hal tersebut dibuktikan dengan telah dilakukannya pengujian dengan menggunakan alat Light Detecting and Ranging (LiDAR) dengan resolusi atau kedekatan jarak pencitraan 90 cm dan Interoferometric Resolution Synthetic Aperture Radar (IFSAR) 4 meter yang output nya dijadikan dalam peta patahan. Dengan peta ini terbukti bahwa Sesar Lembang, merupakan sesar aktif karena adanya pergeseran sungai, pergeseran morfologi dan dinding terjal sesar.

Morfologi sesar yang dapat teramati dengan jelas adalah kelurusan lembah, gawir atau dinding terjal sesar, bukit tergeser, sungai terpancung dan pergeseran sungai.

Bagaimana Sesar Lembang terbentuk?

Sejarah terbentuknya Sesar Lembang diperkirakan terbentuk akibat perkembangan Kompleks Gunung Api Sunda-Burangrang di antara Padalarang dan Sumedang. Karena perkembangannya, muncul zona depresi di Lembang sebagai sesar turun. Sementara itu, tubuh Gunung Sunda runtuh. Magma mengalami penurunan buoyancy (gaya apung) sehingga Sesar Lembang turun ke arah utara.

Sesar Lembang bergerak akibat adanya dorongan lempeng Indo-Australia di sebelah selatan. Dorongan itu tertahan lempeng Eurasia di bagian utara. Saat tidak kuat lagi untuk menahan desakan itu, terjadilah patahan yang memicu gempa.

Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, Sesar Lembang bergerak dengan kecepatan 0.2-2,5 mm/tahun, diperkirakan berpotensi menyebabkan gempa dengan magnitude 6,5 – 7, dengan periode ulang sekitar 170 – 670 tahun.

Lalu apa dampak yang ditimbulkan dari Sesar Lembang yang dinyatakan aktif?

Perlu kita waspadai dampak dari aktifnya Sesar Lembang karena dampak dari patahan sesar dapat menimbulkan gempa dengan skala yang cukup besar dan dapat menimbulkan beberapa dampak negative seperti :

1. Menyebabkan gempa dengan magnitude di atas 6

Apabila terjadi pergerakan pada Sesar Lembang akan terjadi gempa yang cukup besar berkisar di atas 6 magnitude dan dapat dirasakan pada area sepanjang sesar.

2. Memicu aktivitas vulkanis dari Gunung Tangkuban Perahu

Dengan terjadinya aktivitas pergerakan pada Sesar Lembang dapat memicu aktifitas vulkanis dari Gunung Tangkuban Perahu, namun sebaliknya aktivitas vulkanis tidak dapat memicu aktivitas tektonik.

3. Menyebabkan kerusakan bangunan

Menurut riset yang telah dilakukan oleh ITB, geratan yang dihasilkan dari pergerakan Sesar Lembang akan terasa 9x lebih lama daripada sumbernya. Karena hal tersebut bangunan akan mengalami kerusakan mulai dari kategori ringan hingga berat. Untuk meminimalisir hal tersebut maka sebelum membangun bangunan/rumah tinggal perlu mengikuti standar rumah tahan gempa dengan material yang disarankan serta dilakukan soil investigation untuk perancangan pondasinya.

-