PENGARUH STRATIGRAFI TANAH UNTUK ANALISA STABILISASI TANAH DAN DESAIN PERKUATAN

Tunas Lima Warna

"Layanan paripurna dan hasil terbaik adalah modal utama kami"

PENGARUH STRATIGRAFI TANAH UNTUK ANALISA STABILISASI TANAH DAN DESAIN PERKUATAN

(Sumber : Project Harbour Toll Road II - Jakarta Utara, 2022)

 

Stratigrafi adalah suatu cabang geologi yang mempelajari tentang bentuk, susunan, distribusi geografis, rangkaian kronologi, klasifikasi, korelasi, dan hubungan dari lapisan batuan, khususnya sedimen (Sybil P. Parker,1984). Selain itu pengertian lainnya stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari lapisan batuan yang diendapkan di bumi. Stratigrafi termasuk bagian dari disiplin ilmu geologi, yang tiap lapisannya dapat menceritakan sejarah geologinya berdasarkan waktu masing-masing.

Ilmu stratigrafi muncul pertama kalinya di Britania Raya pada abad ke-19 dan perintisnya adalah William Smith yang ketika itu dia mengamati beberapa perlapisan batuan yang tersingkap yang memiliki urutan perlapisan yang sama (superposisi). Dari hasil pengamatannya, kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan batuan yang terbawah merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa pengecualian. Karena banyak lapisan batuan merupakan kesinambungan yang utuh ke tempat yang berbeda-beda maka dapat dibuat perbandingan antara satu tempat ke tempat lainnya pada suatu daerah yang luas. Berdasarkan hasil pengamatan ini maka kemudian Willian Smith membuat suatu sistem yang bersifat umum untuk periode-periode geologi meskipun pada waktu itu belum ada penamaan waktunya. Berawal dari hasil pengamatan William Smith dan kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang susunan, hubungan dan genesa batuan yang kemudian dikenal dengan stratigrafi.

Hal yang terpenting dalam stratigrafi analisis ini adalah dapat mengekspresikan 5 hal, yaitu:

1. Fasies pengendapan;

2. Non depositional surface, ketidakselarasan atau bidang erosi;

3. Perulangan batuan;

4. Suatu lingkungan pengendapan;

5. Adanya perubahan lingkungan pengendapan.

Stratigrafi tanah sendiri dapat dibuat berdasarkan data profil titik bore (borehole) yang dilakukan dengan melakukan pengujian SPT, untuk radiusnya sendiri berkisar dalam radius 60 m dan kemudian data lapisan tanahnya dicocokan dengan hasil uji laboratorium (index properties dan engineering properties) agar lebih akurat jenis tanah atau batuannya.

Dalam analisa stabilisasi ataupun desain perkuatan tanah stratigrafi tanah sangat diperlukan karena dari data tersebut kita dapat mengetahui ketebalan lapisan setiap jenis tanah dan batuan. Semakin tebal lapisan tanah lunak seperti lanau dan lempung maka suatu lokasi akan berpotensi mengalami penurunan akibat proses konsolidasi. Konsolidasi sendiri terjadi apabila tanah lunak jenuh air mengalami penurunan akibat terdisipasinya air melalui pori tanah dan bertambahnya beban juga akan meningkatkan potensi penurunan atau amblesan tanah yang terjadi. Sedangkan semakin tebal lapisan pasir jenuh air akan meningkatkan potensi terjadinya likuifaksi terlebih daerah tersebut memiliki history gempa dengan magnitude > 5,0. Dari Stratigrafi tanah pula kita dapat melihat posisi tanah keras dan lensa pasir beserta ketebalannya sehingga informasi tersebut sangat berguna apabila kita akan melakukan pemancangan.

-